SULSEL.KOMINFO.CO.ID
Takalar (Humas Sulsel) – Hari ini Aula Hotel Pantai Wisata Galesong Kab. Takalar bak disulap layaknya studio Talkshow di stasiun Televisi, tempat dimana sekitar 200an peserta mengikuti acara Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) yang terdiri dari Para Guru Madrasah dan Penyuluh Agama di Jajaran Kementerian Agama Kab. Takalar.
Tidak tanggung tanggung, Acara yang digelar oleg Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) Kanwil Kemenag Sulsel ini selain menghadirkan Kakanwil Kemenag Sulsel, NGOPI perdana di Bidang Penmad Tahun ini menghadirkan oleh Ketua Komisi VIII DPR RI H. Ashabul Kahfi.
Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulsel H. Muhammad Tonang dalam laporannya menyampaikan bahwa Acara Ngopi ini dikhususkan membincangkan soal pendidikan Agama dan Keagamaan khususnya pendidikan Islam
“Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Sulsel dan Takalar, serta menyerap isu isu terkini tentang pendidikan Islam,” paparnya.
Menurut Tonang, Pendidikan Keagamaan khususnya Islam di Indonesia 70 persen dan mayoritas dikelola oleh masyarakat atau swasta, karenanya kehadiran negara baik berupa kebijakan maupun support sarana dan prasarana untuk mendukung program pendidikan Nasional sangat diperlukan guna mendorong peningkatan kualitasnya, terutama untuk membangun nalar Kritis bagi guru dan penguatan sikap dan moral bagi siswa.
Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Khaeroni dalam Sambutannya menuturkan kebijakan pemerintah saat ini terhadap pendidikan agama dan keagamaan sangat baik, dimana kebijakan dan programnya sudah mengalami persamaan atau kesetaraan, sehingga Pendidikan Agama dan Keagamaan bisa “on going” untuk berkompetisi dengan sekolah sekolah umum lainnya, dan Madrasah sampai detik ini sudah membuktikan dirinya masih yang terbaik.
Dihadapan Ketua Komisi VIII DPR RI, Kakanwil juga menitipkan kelanjutan pembangunan Madrasah Satu Atap di Kabupaten Maros yang akan menjadi salah satu madrasah percontohan di Indonesia, yang langsung disambut dengan Bahasa “Insya Allah” menjadi prioritas untuk diperjuangkan.
Ketua Komisi VIII DPR RI H. Ashabul Kahfi menginformasikan bahwa Anggaran untuk Kementerian Agama Tahun depan mengalami penambahan,termasuk untuk Program Pendidikan Agama dan Keagamaan, Meskipun menurutnya, peningkatan anggaran tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan rasionalisasi jumlah lembaga pendidikan Agama dan Keagamaan di Indonesia.
Kahfi juga menggambarkan bahwa Indonesia pada tahun 2030 - 2045 akan mengalami bonus demografi dimana jumlah penduduk mayoritas dihuni oleh usia muda yang produktif, sehingga peluang ini harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas manusianya Termasuk untuk guru dan tenaga pendidik di Madrasah, yang mau tidak mau harus berkompetisi, karena ke depan kualitas pendidikan semakin dipacu.
Menurut Legislator asal Sulsel ini, Kelebihan sekolah keagamaan atau Madrasah karena mampu mengharmonisasikan antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama, disinilah pentingnya guru madrasah harus didorong dandisupport terus untuk meningkatkan literasinya dan kemampuan digitalnya, sebab ke depan ini lah fashion dari generasi mullenial, generasi X dan Z, Ungkapnya.
Peserta Ngopi yang sebagian besar berasal dari Guru Madrasah Negeri dan Swasta Serta Penyuluh Agama antusias menyampaikan aspirasinya, utamanya terkait nasib guru dan penyuluh honorer yang membutuhkan kejelasan terkait status dan kesejahteraannya, Selain itu terkait bantuan sarana dan prasarana pendidikan Agama dan Keagamaan agar bisa ditingkatkan dan pemerataannya bisa diperhatikan.
Ketua Komisi VIII DPR RI juga minta Pemda setempat agar berempati kepada lembaga pendidikan keagamaan yang dikelola oleh masyarakat, karena bagaimanapun lembaga pendidikan tersebut merupakan warga masyarakatnya juga, disamping pemerintah provinsi dan pusat juga kewajibannya membantu. (Wrd)
Social Footer