Breaking News

Majelis Dai Kebangsaan Sulsel Dilantik, Dirjen Bimas Islam Sebut Sebagai Benteng Pertahanan Islam di Indonesia

SULSEL.KOMINFO.CO.ID, Makassar (Humas Sulsel) -- Dalam upaya mewujudkan dakwah yang kontributif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara utamanya dalam memberikan pencerahan kepada umat dengan santun dan ramah maka Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI yang juga Ketua Umum Pusat Majelis Dai Kebangsaan mengukuhkan forum bernama Majelis Dai Kebangsaan Prov. Sulsel Masa Bakti 2023 - 2026 pada hari ini, Sabtu (24/9/2023) di Hotel Best Western Kota Makassar.

Majelis Da'i Kebangsaan Prov. Sulsel yang diketuai oleh Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Sulsel DR. H. Abdul Gaffar, M.Ag. berdasarkan Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Nomor 704 Tahun 2023 ini akan menjadi forum Dai Daiyah dari perwakilan ormas keagamaan diantaranya PBNU, Muhammadiyah dan ormas keagamaan Islam lainnya di Sulsel.

Selain Dihadiri langsung oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI dan Plh. Kakanwil Kemenag Sulsel, hadir pula saat pengukuhan Majelis Dai Kebangsaan Prov. Sulsel adalah Gubernur Sulsel diwakili Plt. Karo Kesra Pemprov., Kabid Penais Kanwil Kemenag Sulsel, Ketua MUI Sulsel Prof. KH. Najamuddin, Kapolda Sulsel yang diwakili oleh AKBP. Daniel Siampa, Pangdam XIV Hasanuddin diwakili oleh Kolonel Inf. Indra Kurnia, serta sejumlah Kepala Kantor Kemenag Kab/Kota Se Sulsel.

Plh. Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Ali Yafid dalam sambutannya menyampaikan kesyukurannya atas pembentukan dan pengukuhan Majelis Dai Kebangsaan di Sulsel, Menurutnya, Kanwil Kemenag Sulsel sangat mendorong seluas luasnya kiprah Dai Daiyah kita sekaligus menjadi agen untuk menjaga Islam di Indonesia agar tetap menjadi agama panutan bagi Rakyat Indonesia khususnya di Sulsel. Karenanya kami harap Dai Daiyah selayaknya memiliki Mauidhah hasanah dan Uswatun Hasanah.

Gubernur Sulsel yang diwakili oleh Plt. Karo Kesra Pemprov. Sulsel H. Ikbal Najamuddin menyampaikan apresiasinya atas terbentuknya Forum ini di Sulsel, Semoga Majelis Dai Kebangsaan di Sulsel ini bisa menjadi mitra strategis bagi pemerintah bukan saja dalam bidang Keagamaan, tapi bisa menjangkau segmen kehidupan masyarakat kita.

Gubernur Sulsel dalam sambutan tertulisnya berharap agar Majelis Dai Kebangsaan ini hadir untuk memutus rantai Radikalisme yang mengatasnamakan Agama serta mencegah umat dari paham paham keagamaan yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa serta kerukunan antar umat beragama di Sulsel.
Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Prof. Kamaruddin Amin yang disampingi Sekjen Pusat Majelis Dai Kebangsaan menjelaskan, Majelis Dai Kebangsaan adalah benteng dakwah Islam Indonesia dan disebut sebagai organisasi, serta mitra pemerintah yang dapat memberikan sumbangsih bagi Agama, Bangsa dan Negara. Sumbangsih itu berupa pemikiran untuk bergerak bersama merawat ke-bhinnekaan, menciptakan harmoni, dan membangun moderasi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.

"Saya berharap dai kebangsaan ini tidak hanya sekadar dikukuhkan kemudian berhenti begitu saja. Setelah dikukuhkan saya berharap majelis dai kebangsaan ini bisa berjalan seperti yang diharapkan umat," ujar Kamaruddin Amin.

"Menjadi Dai dan Daiyyah bukanlah pekerjaan yang mudah. Dai bukan hanya pintar ngomong, Dai itu orang yang bisa menyampaikan pendapat sesuai dengan akal pikiran dari audiensi dan ini membutuhkan seni tersendiri," sambungnya. 

Mengutip Pernyataan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas saat Pengukuhan Majelis Dai Kebangsaan Tingkat Pusat , Alumni Ponpes As'adiyah Wajo ini mengisahkan, dulu agama dijadikan orang untuk mendekatkan dan mencari wajah Tuhan. "Sekarang orang sibuk mencari muka di depan Tuhan. Dulu agama hadir untuk meruntuhkan berhala. Sekarang orang memberhalakan agama untuk saling membenci. Dulu agama digunakan untuk mempererat hubungan antar manusia sekarang orang bertengkar karena sibuk mengurus agamanya masing-masing. Inilah tantangan Mejelis Dai Kebangsaan ke depan," Papar Dirjen Bimas Islam

"Saya percaya bahwa saudara-saudara mampu melaksanakan tugas dan pengabdian dengan sebaik-baiknya demi kemaslahatan agama dan bangsa Indonesia. Ini pekerjaan penting bagi dai yang harus benar-benar dipahami karena dai itu penuntun dan obor bagi umat," kata Kamaruddin Amin

Dirjen Bimas Islam Kemenag RI berharap Majelis Dai Kebangsaan dapat menjadi pilar dan ujung tombak dalam memberikan pemahaman keagamaan yang baik terhadap umat, serta mampu mengambil peran untuk mengisi media sosial dengan konten dakwah yang mencerahkan, Santun dan Ramah.

Kamaruddin juga memaparkan bahwa Lembaga Pendidikan Keagamaan 90 persen lebih dibangun dibina dan dikembangkan oleh masyarakat dan Ormas Kemasyarakatan Keagamaan, bukan pemerintah, akan tetapi bisa menjadi mitra Pemerintah, dan inilah salah satu ciri khas atau keunikan (Uniqueness) yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia yang harus dipertahankan dan dilestarikan sepanjang tidak melanggar Undang Undang dan sesuai dengan konteks local wisdom yang ada di masyarakat Indonesia.

Ada dua tantangan utama masa kini, pertama Dai Daiyah harus menyesuaikan diri mengaddress kalangan anak anak muda milenial dan generasi Z yang jumlahnya sangat besar yang melebihi separuh dari jumlah penduduk Indonesia, dan dunia mereka harus diisi oleh para Dai Daiyyah menyesuaikan dengan kecenderungan zamannya.

Yang kedua, tantangan instrument dakwah yang digunakan untuk meningkatkan literasi umat utamanya Literasi Digital bagi para generasi Millenial dan generasi Z bangsa ini dengan memanfaatkan fasilitas dan perangkat digital dan media sosial.

"Majelis Dai Kebangsaan salah satu tugasnya diharapkan bisa membentengi umat agar tidak tertipu, terbujuk, terayu konten dakwah di media sosial yang disampaikan bukan oleh ahlinya. Sebab, jika sesuatu diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya," tambahnya. 

"Sekali lagi saya berharap kepada para dai di Majelis Dai Kebangsaan benar-benar mampu menjadi apa yang diharapkan dan dicita-citakan sebagai benteng pertahanan Islam di Indonesia melalui Dakwah, khususnya di Sulsel yang merupakan pintu Gerbang Indonesia Timur," Pungkas Kamaruddin Amin. 

Usai Pengukuhan, digelar Panel Diskusi antara Ketua MUI Sulsel dengan Materi Relasi Negara, Agama dan Budaya, Panglima Kodam XIV Hasanuddin dengan Materi Wawasan Keindonesiaan dan Ketahanan Nasional serta Kapolda Sulsel membawakan Materi Issu Aktual Keagamaan dan Aksi Terorisme Dunia Serta Upaya penaggulangannya. (Wrd)

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close